Minggu, Oktober 19, 2008
Life Is Not a Waiting Room
Aku mulai merasa tidak yakin dengan keadaan saat ini, bahwa aku sedang berada di ruangan yang benar, berada diruangan yang tepat.
Benarkah ruangan ini adalah sebuah ruang tunggu. Kenapa ruangan ini terasa begitu besar dan lapang. Aku melihat susunan kursi panjang berderet namun tetap kosong. Aku melihat lembaran-lembaran majalah serta koran yang penuh dengan tulisan, gambar-gambar dan cerita-cerita berserakan - acak, asbak serta keranjang sampah mulai penuh dengan kotoran-kotoran. Aku tidak tahu dengan pasti siapa pemilik kotoran yang beraneka ragam itu. Kotoran yang telah menggangu pandangan dan indera penciumanku.
Tidak ada kepulan asap tembakau, siulan-siulan kecil yang keluar dari rongga mulut orang-orang lalu ataupun lantunan kidung berlirik pendek dari bibir gadis-gadis berwajah sendu sebagai penggusir jenuh dan pemecah sunyi. Kenapa tidak ada yang mendekat dan menghampiri ruangan ini. Mungkinkah mereka sudah tidak sedang menunggu lagi dan berlalu meninggalkan ruangan ini, mungkinkah mereka sengaja untuk menghindari ruangan ini. Ataukah ruangan ini hanya diperuntukan buat aku seorang.
Waktu terus bergulir tanpa bisa aku cegah dan hentikan. Aku mulai gelisah, aku gundah, aku cemas dan rasa ketakutan mulai hadir karena aku sudah berada cukup lama di sini, namun tidak menemui seorangpun, aku tidak melihat seorangpun duduk dan melintas. Seseorang yang mungkin bisa menemaniku untuk berbagi dan bercerita melewati waktu. Suasana terasa sangat sepi.
Angin berhembus kencang, kilau bintang tertutup susunan-susunan awan. Dinding-dinding ruangan sekitarku mulai terasa begitu dingin. Suasana dingin, tak obahnya seperti berada diatas tumpukan bongkahan es yang hawa dinginnya menusuk kedalam celah pori-pori. Rasa dinginnya pun mulai menembus sampai ke tulang.
Aku mencoba dan berusaha untuk mengingat-ingat kembali, kenapa aku berada di ruangan ini, ruangan yang begitu besar ini dan apa sebenarnya yang sedang aku cari. Apakah aku telah salah dalam mendefenisikan ruangan tersebut...
sitting, waiting, wishing...
Haruskah selalu begitu dan begitu selalu...
***saatnya untuk bertidak...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar