Senin, Januari 28, 2013

Batang Piaman Katiak dari Dulu Hingga Kini





Malam minggu kemarin tepatnya tanggal 26 Januari 2013 saya mengunjungi Masjid Batang Piaman Katiak untuk menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Masjid Jami' Batang Piaman terlihat baru saja diperbaiki menjelang acara ini. Masjid ini merupakan salah satu masjid tua yang ada di Sumatera Barat. Masjid ini masuk dalam kategori Bangunan Cagar Budaya. Masjid yang terletak di Korong Batang Piaman Katiak, Kanagarian Gunung Padang Alai, Kecamatan Padang Alai, Kabupaten Padang Pariaman.

Acara yang cukup ramai yang dihadiri anak-anak, remaja, tua muda, ibu-ibu, bapak-bapak, niniak mamak, urang sumando, pakiah, labai, tuangku dan tokoh ulama, cadiak pandai dan lainnya yang ada di dusun ini. Ada juga masyarakat yang sengaja pulang dari rantau hanya untuk menghadiri acara tahunan di kampung mereka ini.

Tradisi yang membawa jamba ke masjid cerminan kebersamaan masyarakat dalam nagari yang masih dipertahankan hingga kini. Ada yang membawa buah-buahan, makanan beraneka jenis, panganan berupa kue-kue dan roti. Masyarakat bergiliran naik ke masjid untuk menikmati hidangan jamba yang ada. Sedangkan acara yang utama yaitu berdzikir atau badikia dan bahikayat hingga larut malam.

Disela-sela kegiatan makan bajamba, saya sempat berdialog dengan beberapa tokoh masyarakat. Orang tua tersebut tidak begitu mengenal saya, karena memang saya sangat jarang datang kekampung tersebut. Saya pun memperkenalkan diri dan basijarah tentang keluarga saya. Diantara beberapa percakapan kami, saya sempat menanyakan dengan sedikit bercanda; "sebenarnya apa kesalahan kampung kita ini kepada pemarintah, jauh sebelum saya dilahirkan hingga sekarang, jalan menuju kampung kita ini tidak pernah berubah, selalu seperti itu, alah bantuak kuah sate". Beberapa tetua kampung hanya tersenyum, salah satu dari mereka mengatakan; "alah nasib kito mah, yuang" seloroh nya. "selain jalan yang becek, masjid kita ini yang katanya termasuk bangunan cagar budaya, namun tidak ada bantuan untuk memperbaikinya dari pemerintah, apalagi setelah gempa 2009, kami masyarakat iuran bersama membeli kayu dan papan untuk memperbaiki dinding masjid yang kamu lihat ini" ucap bapak tersebut sedikit serius. "katanya ada bantuan gempa untuk mesjid, sekitar 10 juta, tapi entah kemana larinya uang itu" timpal bapak satunya. "urang kini badugo cadiak sajo" sambung bapak tadi lagi. Saya hanya tersenyum dan membatin, ternyata masih ada orang yang tega mengambil hak masjid.

Setelah lama bercakap-cakap, saya pun izin untuk kembali pulang karena sudah larut. Dalam benak saya, apakah saya bisa melewati medan jalan yang sangat mengerikan dan licin hingga samapai ke rumah. 

Entah sampai kapan masyarakat Batang Piaman Katiak ini bisa menikmati lancarnya jalan tanpa harus berjuang melewati jalan yang mirip dengan medan motor cross tersebut. Mudah-mudahan bapak Bupati bisa menyempatkan waktu untuk berkunjung kelapangan melihat kondisi sebenarnya.




Tidak ada komentar: