Rabu, Januari 23, 2013

Nasirwan Berbekal Prestasi Menuju Kota


Foto Kepala Desa Saat Memainkan Musik Penyemarak Acara Gotong Royong Nagari



Jika kembali mengingat waktu pertama kali datang ke Kota Sawahlunto tahun 2010, dimana waktu itu saya mendapat kepercayaan untuk ditugaskan di Desa Balai Batu Sandaran. Sebelum datang ke desa tersebut, rasa penasaran saya tentang desa yang berada di salah satu dataran tinggi Sawahlunto, semakin besar. Sampai-sampai saya harus bertanya pada sebagian orang tentang keberadaan dan kondisi desa yang mendapat bantuan dana pusat sebesar 1 milyar ini.

Berdasarkan informasi yang saya dapat dari hasil percakapan dengan beberapa orang di beberapa warung dan tempat umum di kawasan Kota Lama Sawahlunto. Kata mereka hingga tahun 1992, Desa Balai Batu Sandaran yang dulunya dikenal dengan sebutan Nagari Kajai, masuk ke dalam Kecamatan Barangin, masih merupakan desa terisolir. Pada masa itu penerangan listrik belum ada, jalannya pun masih tanah sehingga sulit untuk ditempuh dengan kendaraan bermotor. 

Ketika pertama menginjakan kaki di desa tersebut, ternyata memang sebagian  jalan masih tanah dan sebagian sudah ada yang di cor beton dan di aspal hotmix namun kondisinya cukup memprihatinkan, sedangkan dua dusunnya masih belum mendapatkan aliran listrik dan air bersih. 

Hampir satu tahun saya berada dan berbaur dengan masyarakat di desa yang berpenduduk ±710 jiwa yang terdiri dari ±194 KK tersebut. Suasananya yang hijau dan arsi, kelestarian adat, budaya dan agama tetap terjaga dengan baik serta keramah tamahan dan semangat kegotong royongan warganya sangat tinggi, sehingga hal ini patut di apresiasi. Memang tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa BBS itu “Bila Berkunjung Senang”.

Kalau melihat kehidupan masyarakatnya, desa ini memang sudah lama mengalami swasembada beras. Di desa ini sudah ada tanaman kakao sebanyak 200 hektare, sawah 135 hektare, serai wangi 73 hektare serta puluhan hektare tanaman nilam dan kemiri, sedangkan lahan kosong dimanfaatkan masyarakat dengan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakatnya tiap hari terlihat sangat tekun dan telaten mengolah lahan-lahan pertanian potensia milik mereka.

Selama kepemimpinan Nasirwan, S.Sos sebagai Kepala Desa yang tentunya tidak terlepas dari dukungan dan kekompakan warganya, maka banyak program pemerintah bisa dimanfaatkan dan dilaksanakan dengan baik oleh Desa Balai Batu Sandaran. Setiap program yang dipercayakan kepada desa ini, maka masyarakat secara bersama-sama dengan pemerintahan desa bahu-membahu untuk dapat mewujudkan hasil yang terbaik dan bermanfaat. Berkat kharisma dan jiwa kepemimpinan seorang Nasirwan S.Sos, masyarakatnya tidak segan-segan meluangkan waktu mereka jika diminta hadir di balai desa, baik itu siang ataupun malam untuk membicarakan dan memusyawarahkan rencana pembangunan desa kedepannya. Maka tidak heran desa Balai Batu Sandaran bisa maju pesat seperti sekarang ini. 

Tidak dipungkiri dua periode (12 tahun) kepemimpinan Nasirwan, S.Sos telah menghasilakan hal yang sangat positif bagi masyarakatnya, mengingat warga desa Balai Batu Sandaran telah terlepas dari belenggu kemiskinan dan perkembangan juga terlihat di sektor ekonomi masyarakat, industri pertanian dan perkebunan, kesehatan, pendidikan, informasi dan teknologi, kesemuanya terlihat terus mengalami peningkatan.

Satu catatan khusus untuk Nasirwan, S.Sos dimana selama berada di Desa Balai batu Sandaran saya melihat bahwa beliau telah berhasil melakukan percepatan dalam perubahan sosial masyarakatnya. Perubahan yang sebenarnya dapat saja terjadi sesuai perkembangan pemikiran manusia itu sendiri. Namun Nasirwan melihat peluang tersebut sehingga melakukan perubahan dan perbaikan bagi sumberdaya manusianya terutama warga Desa Balai Batu Sandaran itu sendiri dengan lebih cepat. 

Perubahan sosial masyarakat yang dilakukan tersebut diantaranya yaitu:
-    Mengembangkan sikap toleransi dalam masyarakat untuk menunjukan sikap saling menjaga saling menghargai dan menghormati terhadap aktivitas yang dilakukan oleh warga lain. Hal ini dituangkan dalam bentuk peraturan desa/ nagari.
-    Meningkatkan semangat dan etos kerja masyarakat yang mayoritas petani. Dibuktikan dengan membuka akses atau jalur transportasi menuju kawasa sentra produksi yang menghemat waktu masyarakat menuju lahan mereka.
-    Melestarikan upacara tradisi yang dianggap mempunyai makna simbolik. Upacara tradisi tersebut difungsikan sebagai media integrasi sosial. Acara tradisi yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya di desa ini yaitu acara karu nagari dengan memotong kerbau atau kambing.
-    Melestarikan seni, tari, tradisi dan budaya masyarakat, dimana generasi muda kembali diperkenalkan dengan seni tari piring, pencak silat, randai, music talemping tangan dan lain sebagainya.
-    Melaksanakan dan menanamkan jiwa gotong royong di dalam masyarakat. Sehingga gotong royong nagari menjadi agenda rutin yang dilakukan untuk membersihan dan menjaga lingkungan desa.
-    Melakukan studi atau berhubungan dengan daerah lain untuk menyampaikan dan memperoleh informasi, ide, keterampilan, dan pemikiran. Sehingga hubungan dengan daerah lain dijadikan media saling bertukar informasi. Baik dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama disektor pertanian.
-    Merubah cara (metode) pertanian lama dengan melakukan inovasi dan teknologi. Hal ini diterapkan pada sektor pertanian sawah, serai wangi, nilam , perkebunan kemiri yang dibuktikan dengan adanya alat pemecah kemiri dan alat penyulingan minyak atsiri.
-    Melakukan pembangunan pertanian dibidang Agribisnis melalui manajemen bisnis dan pemasaran produk hasil pertanian di masyarakat serta segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis di bidang pertanian.
-    Melakukan pembangunan pertanian dibidang Agroindustri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian dengan tujuan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dengan penerapan teknologi tepat guna.
-    Menerapkan teknologi dan informasi modern di masyarakat, dimana masyarakat sudah mengenal  pengurusan surat di desa secara online, memperoleh informasi dan teknologi pertanian terbaru melalui internet.
-    Memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mendukung pembangunan desa secara menyeluruh. Hal ini dibuktikan kepada generasi muda angkatan kerja potensial di berikan pelatihan computer, keterampilan mengemudi, dan lain sebagainnya sebagai modal awal.
-    Menerapakan pembangunan yang berbasisakan komunitas dan pemeberdayaaan perempuan/ bundo kanduang.
-    Menumbuhkan dan menanamkan semangat tinggi di masyarakat; "dengan potensi yang ada jadikan kita terdepan"
-    Dll,

Beberapa perubahan dan perbaikan dalam masyarakat Desa Balai Batu Sandaran yang telah dilakukan membuahkan hasil yang cukup membanggakan diantaranya; Pemenang Lomba desa Tingkat Kota Sawahlunto Tahun 2006; Pemenang Lomba Desa Tingkat Kota Sawahlunto Tahun 2011; Penerima penghargaan “Anugerah Inovasi Perkebunan bagi Gubernur, Bupati, Peneliti, Tokoh Nasional dan Petani” dari Kementerian Pertanian RI dengan kategori “Berprestasi mengolah lahan kritis yang tandus dengan tingkat kemiringan tinggi menjadi lahan bernilai ekonomis dan wawasan konservasi lahan dengan tanaman Atsiri” Oktober 2011; menjadi desa pusat penelitian bagi akademisi untuk lahan Serai Wangi dan Nilam.
Sebenarnya itu hanya sebagian dari sekian bentuk keberhasilan lainya Desa Balai Batu Sandaran yang dipimpin kepala desanya Nasirwan, S.Sos.

Kalau membaca berita dan wacana yang berkembang dimasyarakat saat ini, terutama tentang Pemilihan Kepala Daerah Sawahlunto dimana nama Nasirwan, S.Sos masuk sebagai bakal calon Wakil Walikota yang berpasangan dengan Taufik Syamsir sebagai bakal calon Walikota periode 2013-2018, cukup santer dikabarkan sebagai pasangan berpotensi karena maju di jalur independen.

Sebagai orang yang pernah tinggal dan berdiam di desa yang dipimpin seorang tokoh sederhana seperti Nasirwan, S.Sos merupakan suatu kebanggaan tersendiri melihat tokoh desanya mampu membuktikan kemampuannya dalam memimpin dan memajukan Kota Sawahlunto dimasa mendatang.

Tidak ada komentar: