Selasa, Juni 17, 2008

Undangan Pernikahan


Dalam beberapa bulan terakhir ini saya agak sering mendapatkan undangan pernikahan dari kolega, teman, saudara dan lain sebagainya. Bentuk undangan pernikahan yang saya dapat bermacam-macam diantaranya:

Undangan tatap muka lagsung dengan orang yang akan menikah
Undangan melalui mulut perantara yaitu teman/ saudara dari orang yang akan menikah
Undangan berupa kartu undangan
Undangan melalui e-mail
Undangan melalui friendster/ website
Undangan lewat telepon
Undangan melalui pesan singkat/ SMS

Tapi sudah beberapa kali saya mendapat undangan pernikahan hanya dalam bentuk SMS dan telepon. Bunyi undangan pernikahan melalui SMS yang pernah saya dapat seperti ini:

“undangan pernikahan “A” dan “B”, nikah tanggal 20 Juni 2008, resepsi 22 Juni 2008 di kota “C”, mohon kehadiran dan doa restunya”
(nama dan tempat sengaja disamarkan demi kenyamanan)

Kadang waktu menerima SMS saya bingung, karena nama si pengirim tidak ada di contact name HP, untuk info lebih jelas saya harus menelepon balik ke sipengirim.

Menurut Anda, apakah undangan pernikahan melalui SMS atau telepon masih dalam taraf kewajaran?

Saya mencoba sedikit memahami tentang bentuk undangan pernikahan tersebut. Mungkin mereka terlalu sibuk, mungkin kartu undangan tidak cukup lagi, jarak yang berjauhan dan alamat yang dituju sudah lupa, tanpa mengurangi arti dan nilai undangan tersebut mungkin media tersebut dirasa lebih cepat, mudah, murah, efisien dan lain sebagainya dari bentuk undangan-undangan yang lain. Tapi yang jelas mereka masih ingat ke saya sehingga masih menyempatkan untuk mengirim undangan tersebut.

Mungkin semua itu kembali ke kita; “apakah kita berniat untuk menghadiri dan memberi doa restu atau tidak”





Tidak ada komentar: