Senin, Januari 28, 2013

Batang Piaman Katiak dari Dulu Hingga Kini





Malam minggu kemarin tepatnya tanggal 26 Januari 2013 saya mengunjungi Masjid Batang Piaman Katiak untuk menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Masjid Jami' Batang Piaman terlihat baru saja diperbaiki menjelang acara ini. Masjid ini merupakan salah satu masjid tua yang ada di Sumatera Barat. Masjid ini masuk dalam kategori Bangunan Cagar Budaya. Masjid yang terletak di Korong Batang Piaman Katiak, Kanagarian Gunung Padang Alai, Kecamatan Padang Alai, Kabupaten Padang Pariaman.

Acara yang cukup ramai yang dihadiri anak-anak, remaja, tua muda, ibu-ibu, bapak-bapak, niniak mamak, urang sumando, pakiah, labai, tuangku dan tokoh ulama, cadiak pandai dan lainnya yang ada di dusun ini. Ada juga masyarakat yang sengaja pulang dari rantau hanya untuk menghadiri acara tahunan di kampung mereka ini.

Tradisi yang membawa jamba ke masjid cerminan kebersamaan masyarakat dalam nagari yang masih dipertahankan hingga kini. Ada yang membawa buah-buahan, makanan beraneka jenis, panganan berupa kue-kue dan roti. Masyarakat bergiliran naik ke masjid untuk menikmati hidangan jamba yang ada. Sedangkan acara yang utama yaitu berdzikir atau badikia dan bahikayat hingga larut malam.

Disela-sela kegiatan makan bajamba, saya sempat berdialog dengan beberapa tokoh masyarakat. Orang tua tersebut tidak begitu mengenal saya, karena memang saya sangat jarang datang kekampung tersebut. Saya pun memperkenalkan diri dan basijarah tentang keluarga saya. Diantara beberapa percakapan kami, saya sempat menanyakan dengan sedikit bercanda; "sebenarnya apa kesalahan kampung kita ini kepada pemarintah, jauh sebelum saya dilahirkan hingga sekarang, jalan menuju kampung kita ini tidak pernah berubah, selalu seperti itu, alah bantuak kuah sate". Beberapa tetua kampung hanya tersenyum, salah satu dari mereka mengatakan; "alah nasib kito mah, yuang" seloroh nya. "selain jalan yang becek, masjid kita ini yang katanya termasuk bangunan cagar budaya, namun tidak ada bantuan untuk memperbaikinya dari pemerintah, apalagi setelah gempa 2009, kami masyarakat iuran bersama membeli kayu dan papan untuk memperbaiki dinding masjid yang kamu lihat ini" ucap bapak tersebut sedikit serius. "katanya ada bantuan gempa untuk mesjid, sekitar 10 juta, tapi entah kemana larinya uang itu" timpal bapak satunya. "urang kini badugo cadiak sajo" sambung bapak tadi lagi. Saya hanya tersenyum dan membatin, ternyata masih ada orang yang tega mengambil hak masjid.

Setelah lama bercakap-cakap, saya pun izin untuk kembali pulang karena sudah larut. Dalam benak saya, apakah saya bisa melewati medan jalan yang sangat mengerikan dan licin hingga samapai ke rumah. 

Entah sampai kapan masyarakat Batang Piaman Katiak ini bisa menikmati lancarnya jalan tanpa harus berjuang melewati jalan yang mirip dengan medan motor cross tersebut. Mudah-mudahan bapak Bupati bisa menyempatkan waktu untuk berkunjung kelapangan melihat kondisi sebenarnya.




Baca selengkapnya...

Minggu, Januari 27, 2013

Apa Adanya




aku hanya berharap,
apa adanya....
aku
bisa melengkapi
apa adanya,
kamu...

dan,

apa adanya....
kamu
bisa melengkapi
apa adanya,
aku...


karena,
hanya waktu lah..
yang tahu...
berapa nilai....
sesungguhnya dari
cinta itu....


***coretanku 16.08. 27012013
Baca selengkapnya...

Rabu, Januari 23, 2013

Nasirwan Berbekal Prestasi Menuju Kota


Foto Kepala Desa Saat Memainkan Musik Penyemarak Acara Gotong Royong Nagari



Jika kembali mengingat waktu pertama kali datang ke Kota Sawahlunto tahun 2010, dimana waktu itu saya mendapat kepercayaan untuk ditugaskan di Desa Balai Batu Sandaran. Sebelum datang ke desa tersebut, rasa penasaran saya tentang desa yang berada di salah satu dataran tinggi Sawahlunto, semakin besar. Sampai-sampai saya harus bertanya pada sebagian orang tentang keberadaan dan kondisi desa yang mendapat bantuan dana pusat sebesar 1 milyar ini.

Berdasarkan informasi yang saya dapat dari hasil percakapan dengan beberapa orang di beberapa warung dan tempat umum di kawasan Kota Lama Sawahlunto. Kata mereka hingga tahun 1992, Desa Balai Batu Sandaran yang dulunya dikenal dengan sebutan Nagari Kajai, masuk ke dalam Kecamatan Barangin, masih merupakan desa terisolir. Pada masa itu penerangan listrik belum ada, jalannya pun masih tanah sehingga sulit untuk ditempuh dengan kendaraan bermotor. 

Ketika pertama menginjakan kaki di desa tersebut, ternyata memang sebagian  jalan masih tanah dan sebagian sudah ada yang di cor beton dan di aspal hotmix namun kondisinya cukup memprihatinkan, sedangkan dua dusunnya masih belum mendapatkan aliran listrik dan air bersih. 

Hampir satu tahun saya berada dan berbaur dengan masyarakat di desa yang berpenduduk ±710 jiwa yang terdiri dari ±194 KK tersebut. Suasananya yang hijau dan arsi, kelestarian adat, budaya dan agama tetap terjaga dengan baik serta keramah tamahan dan semangat kegotong royongan warganya sangat tinggi, sehingga hal ini patut di apresiasi. Memang tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa BBS itu “Bila Berkunjung Senang”.

Kalau melihat kehidupan masyarakatnya, desa ini memang sudah lama mengalami swasembada beras. Di desa ini sudah ada tanaman kakao sebanyak 200 hektare, sawah 135 hektare, serai wangi 73 hektare serta puluhan hektare tanaman nilam dan kemiri, sedangkan lahan kosong dimanfaatkan masyarakat dengan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakatnya tiap hari terlihat sangat tekun dan telaten mengolah lahan-lahan pertanian potensia milik mereka.

Selama kepemimpinan Nasirwan, S.Sos sebagai Kepala Desa yang tentunya tidak terlepas dari dukungan dan kekompakan warganya, maka banyak program pemerintah bisa dimanfaatkan dan dilaksanakan dengan baik oleh Desa Balai Batu Sandaran. Setiap program yang dipercayakan kepada desa ini, maka masyarakat secara bersama-sama dengan pemerintahan desa bahu-membahu untuk dapat mewujudkan hasil yang terbaik dan bermanfaat. Berkat kharisma dan jiwa kepemimpinan seorang Nasirwan S.Sos, masyarakatnya tidak segan-segan meluangkan waktu mereka jika diminta hadir di balai desa, baik itu siang ataupun malam untuk membicarakan dan memusyawarahkan rencana pembangunan desa kedepannya. Maka tidak heran desa Balai Batu Sandaran bisa maju pesat seperti sekarang ini. 

Tidak dipungkiri dua periode (12 tahun) kepemimpinan Nasirwan, S.Sos telah menghasilakan hal yang sangat positif bagi masyarakatnya, mengingat warga desa Balai Batu Sandaran telah terlepas dari belenggu kemiskinan dan perkembangan juga terlihat di sektor ekonomi masyarakat, industri pertanian dan perkebunan, kesehatan, pendidikan, informasi dan teknologi, kesemuanya terlihat terus mengalami peningkatan.

Satu catatan khusus untuk Nasirwan, S.Sos dimana selama berada di Desa Balai batu Sandaran saya melihat bahwa beliau telah berhasil melakukan percepatan dalam perubahan sosial masyarakatnya. Perubahan yang sebenarnya dapat saja terjadi sesuai perkembangan pemikiran manusia itu sendiri. Namun Nasirwan melihat peluang tersebut sehingga melakukan perubahan dan perbaikan bagi sumberdaya manusianya terutama warga Desa Balai Batu Sandaran itu sendiri dengan lebih cepat. 

Perubahan sosial masyarakat yang dilakukan tersebut diantaranya yaitu:
-    Mengembangkan sikap toleransi dalam masyarakat untuk menunjukan sikap saling menjaga saling menghargai dan menghormati terhadap aktivitas yang dilakukan oleh warga lain. Hal ini dituangkan dalam bentuk peraturan desa/ nagari.
-    Meningkatkan semangat dan etos kerja masyarakat yang mayoritas petani. Dibuktikan dengan membuka akses atau jalur transportasi menuju kawasa sentra produksi yang menghemat waktu masyarakat menuju lahan mereka.
-    Melestarikan upacara tradisi yang dianggap mempunyai makna simbolik. Upacara tradisi tersebut difungsikan sebagai media integrasi sosial. Acara tradisi yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya di desa ini yaitu acara karu nagari dengan memotong kerbau atau kambing.
-    Melestarikan seni, tari, tradisi dan budaya masyarakat, dimana generasi muda kembali diperkenalkan dengan seni tari piring, pencak silat, randai, music talemping tangan dan lain sebagainya.
-    Melaksanakan dan menanamkan jiwa gotong royong di dalam masyarakat. Sehingga gotong royong nagari menjadi agenda rutin yang dilakukan untuk membersihan dan menjaga lingkungan desa.
-    Melakukan studi atau berhubungan dengan daerah lain untuk menyampaikan dan memperoleh informasi, ide, keterampilan, dan pemikiran. Sehingga hubungan dengan daerah lain dijadikan media saling bertukar informasi. Baik dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama disektor pertanian.
-    Merubah cara (metode) pertanian lama dengan melakukan inovasi dan teknologi. Hal ini diterapkan pada sektor pertanian sawah, serai wangi, nilam , perkebunan kemiri yang dibuktikan dengan adanya alat pemecah kemiri dan alat penyulingan minyak atsiri.
-    Melakukan pembangunan pertanian dibidang Agribisnis melalui manajemen bisnis dan pemasaran produk hasil pertanian di masyarakat serta segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis di bidang pertanian.
-    Melakukan pembangunan pertanian dibidang Agroindustri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian dengan tujuan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dengan penerapan teknologi tepat guna.
-    Menerapkan teknologi dan informasi modern di masyarakat, dimana masyarakat sudah mengenal  pengurusan surat di desa secara online, memperoleh informasi dan teknologi pertanian terbaru melalui internet.
-    Memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mendukung pembangunan desa secara menyeluruh. Hal ini dibuktikan kepada generasi muda angkatan kerja potensial di berikan pelatihan computer, keterampilan mengemudi, dan lain sebagainnya sebagai modal awal.
-    Menerapakan pembangunan yang berbasisakan komunitas dan pemeberdayaaan perempuan/ bundo kanduang.
-    Menumbuhkan dan menanamkan semangat tinggi di masyarakat; "dengan potensi yang ada jadikan kita terdepan"
-    Dll,

Beberapa perubahan dan perbaikan dalam masyarakat Desa Balai Batu Sandaran yang telah dilakukan membuahkan hasil yang cukup membanggakan diantaranya; Pemenang Lomba desa Tingkat Kota Sawahlunto Tahun 2006; Pemenang Lomba Desa Tingkat Kota Sawahlunto Tahun 2011; Penerima penghargaan “Anugerah Inovasi Perkebunan bagi Gubernur, Bupati, Peneliti, Tokoh Nasional dan Petani” dari Kementerian Pertanian RI dengan kategori “Berprestasi mengolah lahan kritis yang tandus dengan tingkat kemiringan tinggi menjadi lahan bernilai ekonomis dan wawasan konservasi lahan dengan tanaman Atsiri” Oktober 2011; menjadi desa pusat penelitian bagi akademisi untuk lahan Serai Wangi dan Nilam.
Sebenarnya itu hanya sebagian dari sekian bentuk keberhasilan lainya Desa Balai Batu Sandaran yang dipimpin kepala desanya Nasirwan, S.Sos.

Kalau membaca berita dan wacana yang berkembang dimasyarakat saat ini, terutama tentang Pemilihan Kepala Daerah Sawahlunto dimana nama Nasirwan, S.Sos masuk sebagai bakal calon Wakil Walikota yang berpasangan dengan Taufik Syamsir sebagai bakal calon Walikota periode 2013-2018, cukup santer dikabarkan sebagai pasangan berpotensi karena maju di jalur independen.

Sebagai orang yang pernah tinggal dan berdiam di desa yang dipimpin seorang tokoh sederhana seperti Nasirwan, S.Sos merupakan suatu kebanggaan tersendiri melihat tokoh desanya mampu membuktikan kemampuannya dalam memimpin dan memajukan Kota Sawahlunto dimasa mendatang.

Baca selengkapnya...

Selasa, Januari 22, 2013

Semua Siap Jadi Juaranya


Foto Keakraban: Ali Yusuf, Erizal Ridwan dan Nasirwan

Dalam menghadapi riuh buncahnya perhelatan lima tahunan Pilkada di Sawahlunto 2013, yang akan berlangsun beberapa bulan mendatang, saya jadi teringat beberapa penggal kata-kata milik Dauglas Malloch di Akar-akar pohon, yang berbunyi:

"Kita tak bisa semuanya jadi komandan
Harus ada jadi pasukan
Semua ada kepentingannya masing-masing
Ada pekerjaan besar,
ada pekerjaan kecil
Semua harus dilakukan
Dan tugas yang harus kita kerjakan ialah
Yang terdekat dengan kita"

Membaca  tulisan diatas sangat jelas bahwa masing-masing kita punya peran masing-masing dan masing masing kita tentunya ingin "naik kelas" dalam artian ingin melakukan hal yang lebih dari yang pernah kita lakukan

"Menang atau kalah, juara atau pecundang, kalian akan tetap menjadi bagian Sawahlunto...."



***Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya.... Baca selengkapnya...

Senin, Januari 21, 2013

Dia Mendengar Setiap yang Berkata



kemana kenangan hari ini,
apakah sudah kau kencingi...
dengan air cemburu mu,
apakah ia meninggalkan mu...

kenapa kau penggal purnama terakhir
yang bergayut di ujung rasa mu
dengan celoteh kasar mu
apakah ia membuat mu terik benderang....

untuk apa kau gores langit kemarin
yang bermega lembut
dengan warna gelap mu...
apakah ia membalut cerah mu.....

apakah kau mulai bosan
pada masa kekinian mu

apakah bergulirnya hari ke masa menyakitimu

ataukah kau mulai letih mengitari alur kehidupan....

mendekatlah pada Nya...
bersedekaplah dalam...penuh tenang
ungkaplah resah mu hingga ke ujung gundah

Dia mendengar setiap yang berkata...



***coretanku 17.08. 19012013 Baca selengkapnya...

Minggu, Januari 20, 2013

Tinta Pilkada


Disebuah toilet kantor terjadi sebuah percakapan yang begitu akrab antara dua orang pegawai Pemilihan Umum Kepala Daerah. Sebut saja Koni (29 tahun) dan Dicky (31 tahun), mereka merupakan teman satu team kalau ditugaskan keluar kota, ke daerah atau ke lapangan.

Koni  : Dick, kenapa dengan kemaluan mu?, ko biru gitu? (sambil keheranan)
Dicky: Biasalah, ulah istri ku....
Koni  : Istrimu, ngamuk ya? jangan-jangan kamu maksa ya semalam?
Dicky: Ga', ga ada acara paksa paksaan kok.... semua lancar...
Koni  : Trus, kok, bisa sampai biru gitu...salah masuk ya?
Dicky : Ga' juga, Istriku, orangnya emang usil gitu, semalam habis begituan, dia ngolesin tinta Pilkada....(malu-malu)
Koni  : Memangnya biar apa? pakai diolesin segala, biar tahan lama ya? mau juga nyoba....
Dicky: Bukan,bukan,,,,, kata istri ku, biar nggak bisa nyoblos lagi di tempat lain.....
Koni  : Hahaha, di TPS lain?,  Tempat Penyaluran Seksual lain maksudnya...
Dicky: Hahaha, bisa jadi....


Baca selengkapnya...

Sabtu, Januari 19, 2013

Pilihlah Pemimpin yang Sudah Teruji dan Terbukti di Masyarakat.





Aroma Pilkada Sawahlunto 2013 mulai menyengat masyarakat. Riuhnya pun mulai mulai membahana hingga ke penjuru desa, dusun ataupun nagari yang ada diselingkaran ‘Kota Wisata Tambang yang Berbudaya’ ini. Suhu politik Sawahlunto kian hari, kian terasa hangat menjelang dikumandangkannya kampanye resmi. Hal ini terlihat dari manca ragam “balon” dan warna-warninya bendera yang akan tampil memperebutkan kursi “hangat” dan nomor 1 di Kota Sawahlunto.

Sebahagian “balon” atau bakal calon Walikota dan bakal Calon Walikota sudah mulai berlomba-lomba tampil di hadapan publik, entah itu hadir di acara bahagia seperti pesta perkawinan atau sejenisnya, datang melayat di acara duka seperti kematian, acara keagamaan seperti pengajian atau mengikuti acara resmi lainya. Bahkan wajah dan slogan-slogan mereka mulai menghiasi media serta baliho ataupun spanduk yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis kota. Tidak dipungkiri bahwa setiap “balon” pasti akan berusaha untuk mengaku bahwa mereka lebih baik dan program kerja atau visi dan misi merekalah yang paling berpihak pada masyarakat.

Dalam Pilkada tahun ini, Masyarakat Sawahlunto akan disuguhi banyak pilihan calon pemimpin kota, baik yang diusung partai politik maupun dari jalur indipenden. Pada pilkada 2013 ini bakal calon yang maju bisa dianggap memiliki kualitas dan mempunyai peluang merata dan berimbang, sehingga bisa menjadikan pilkada Sawahlunto tahun ini lebih kompetitif dan berkualitas.

Maka dalam hal ini masyarakat harus lebih cerdas, pintar dan cermat dalam menentukan pemimpin pilihannya. Pemimpin yang akan menjalankan roda pemerintahan dan mendampingi masyarakat dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Masyarakat diharapkan memilih calon pemimpin dengan hati nurani bukan atas tuntutan, desakan ataupun bujukan dari orang lain. Pilihlah tokoh atau sosok pemimpin yang benar-benar memiliki integritas tinggi, jujur dan benar-benar tulus dan ikhlas mengabdi kepada masyarakatnya. Pilihlah calon pemimpin yang memiliki track record serta sudah teruji dan terbukti di masyarakat.

”Seseorang tidak akan bisa memimpin individu-individu tanpa bisa membangun kejelasan masa depan bagi mereka. Sebab pemimpin adalah penjelas masa depan” (Napoleon)

 “Apabila suatu urusan tidak diserahkan pada ahlinya, maka tunggu kehancurannya (urusan itu)” (Sabda Nabi Muhammad SAW)

***Pilihlah pemimpin yang benar-benar berpihak pada masyarakat



Baca selengkapnya...

Jumat, Januari 18, 2013

Bukan Ajang Pemilihan Kepala Suku Atau Tokoh Adat










Melihat sejarah dan keberadaan kota, maka Sawahlunto merupakan kota multi etnis. Keberagaman etnis, suku, adat dan budaya di Sawahlunto menjadi daya tarik  tersendiri bagi kota ini. Diharap pada Pilkada tahun 2013 ini unsur keberagaman dan issu SARA tidak menjamur dan mewabah di masyarakat.

Tidak dipungkiri, Issu; siapa, dari suku apa?, siapa, dari etnis apa?, siapa, dari nagari mana?, siapa, orang mana?, atau siapa, dari partai mana?, masih menjadi bahan perbicaraan atau wacana yang berkembang dalam masyarakat hingga saat ini, bahkan mungkin menjelang hari “H” Pilkada ini.




 
Demi kesuksesan kegiatan lima tahunan ini, masyarakat kembali diminta untuk tidak mengedepankan issu SARA tersebut. Masyarakat juga diharapkan lebih bijak dalam meyingkapi issu yang berkembang dan lebih tanggap menghadapi hal-hal yang menjurus ke arah perpecahan.

Masyarakat harus lebih cerdas, pintar dan cermat dalam menentukan pemimpin pilihannya.


***Jangan jadikan Pilkada sebagai  ajang pemilihan kepala suku atau tokoh adat





Baca selengkapnya...

Kamis, Januari 17, 2013

Alat Absen Digital Rusak atau Dirusak


Untuk meningkatkan disiplin kerja aparatur pemerintah atau pegawai negeri sipil sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang baik atau "good corporate governace" maka diberlakukan model absensi pegawai dengan menggunakan alat absen digital atau "finger print".Dengan menggunakan alat absen digital ini diharapkan pegawai tidak bisa lagi mewakilkan absen pada orang lain karena harus menggunakan jarinya sendiri.

Kalau melihat kondisi alat ini dibeberapa instansi pemerintah, terutama yang berada didaerah, kadang sangat mengkhawatirkan. Sebagian alat ada yang berfungsi dengan baik dan sebagian lagi ada yang sudah tidak lagi bisa digunakan sehingga pegawai harus kembali dengan absen manual.

Entah apa penyebabnya kerusakan ini,
Mudah-mudahan alat tersebut memang rusak dan tidak sengaja dirusak dengan tujuan tertentu.



"dan manusia (seringkali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa." (Al-Quran) Baca selengkapnya...

Rabu, Januari 16, 2013

Rumah Gadang Mulai Bergeser




Jika kita ke Kota Padang Panjang, akan melihat rumah gadang atau rumah adat ini. Rumah adat yang sudah beradaptasi dengan masa kekiniaan


“Bentuk bangunan Rumah gadang ada beberapa peneliti menunjukkan bahwa bentuk asal bangunan tradisi Minangkabau memiliki lima ruang, berlanjar empat, dan terdiri dari 30 tiang bentuk denah ini dianggap sebagai bentuk dasar tradisi Minangkabau karena baik dari teknologi membangun maupun dalam bentuknya dan penamaannya memiliki kesamaan disetiap nagari di Minangkabau terutama di luhak nan tigo. Perbedaannya adalah dalam membentuk kulit bangunan (enclosure), terutama bentuk atap dan badan bangunan” (Nasbahry Couto ,2008.; 75)


Rumah gadang sebagai lambang eksistensi atau identitas suatu kaum atau suku dalam suatu payung dibawah pimpinan seorang penghulu adat dan rumah gadang sebagai kebangaan nagari yang disebut cahayo nagari (cahaya nagari) dan rumah adat selalu mengalami perkembangan pada ruang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah penghuni dari rumah gadang tersebut. Saat ini rumah gadang mulai bergeser ke arah identitas pribadi atau pemilik perorangan rumah gadang itu sendiri bukan lagi kaum atau suku. Kurang berfungsinya rumah gadang sebagaimana aslinya, dimana sekarang manfaatnya telah beralih sebagai objek wisata atau kepuasan diri. Sehingga nilai-nilai luhur warisan nenek moyang yang dikandungnya mulai hilang dan mulai dilupakan. Tentunya hal ini tidak lepas dari pengaruh perkembangan dan kemajuan teknologi yang ada sekarang ini, yang kemudian memaksa masyarakat ikut mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi dan berlangsung secara perlahan dan samar, secara mencolok dan cepat bahkan ada yang menyeluruh sesuai dengan keberadaan masyarakat. Perubahan yang terjadi tersebut berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang dan lain sebagainya.

 Dengan menyadari nilai penting dan signifikansi budaya diharapkan semua masyarakat dapat me­ngem­bangkan dan meng­konser­vasi atau mempertahankan nilai budaya dimu­lai dari yang dimiliki. Baca selengkapnya...

Selasa, Januari 15, 2013

Memajukan Sawahlunto dari Sektor Agribisnis



Mendengar kata Sawahlunto orang akan langsung membayangkan tambang batu bara. Memang dulunya kota Sawahlunto sangat identik dengan  industri tambagnya. Kota Sawahlunto merupakan kota tambang, yang dimulai sejak ditemukannya cadangan batu bara di kota ini pada pertengahan abad ke-19 oleh Ir. de Greve, Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892. Pada tahun 1918 kota Sawahlunto telah dikategorikan sebagai Gemeentelijk Ressort atau Gemeente dengan luas wilayah 778 Ha, atas keberhasilan kegiatan pertambangannya. Adanya angkutan kereta api telah mendorong produksi pertambangan batu bara memberikan hasil yang positif, dimana pada tahun 1920 produksi batu bara menjadi usaha dengan laba terbesar saat itu. Sehingga sampai pada tahun 1930, kota ini telah berpenduduk sebanyak 43.576 jiwa, diantaranya 564 jiwa adalah orang Belanda (Eropa).

Siring berjalanya waktu, selama lebih dari seratus tahun batu bara di Sawahlunto telah dilakukan penambangan sekitar 30 juta ton, dan diperkirakan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun cadangan yang tersisa ini hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam.

Jika kota ini hanya mengandalkan dan mengedepankan hasil tambang batu baranya saja, tanpa memikirkan alternatif yang dapat dikembangkan oleh masyarakat, bisa dibayangkan bagaimana kehidupan perekonomian kota ini hingga beberapa tahun kedepan.

Sebenarnya Sawahlunto sangat membutuhkan dukungan masyarakat dan seorang tokoh atau pemimpin kota yang mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi serta memperkuat struktur perekonomian yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan melalui pengembangan sektor unggulan yaitu Pertanian, Perkebunan, Agribisnis, Industri Kerakyatan dan Pariwisata. Karena peluang atau potensi kota Sawahlunto memang ada pada sektor-sektor tersebut.

Baca selengkapnya...

Jumat, Januari 11, 2013

Tunas



Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang berada di atas permukaan tanah/media. Tunas dapat terdiri dari batang, ditambah dengan daun muda, calon bunga, atau calon buah. (http://id.wikipedia.org)

tu.nas
[n] (1) tumbuhan muda yg baru timbul (dr tunggul, ketiak daun, buku batang induk, batang kayu yg ditebang, dsb); (2) bakal cabang (ranting) yg baru mulai tumbuh: -- padi, batang padi yg tumbuh sesudah padi dituai (http://deskripsi.com)



Ada juga yang mengatakan kalau tunas itu singkatan dari: Terdepan, Ukuwah, Nyata, Agamis, Sederhana


Lalu apa maksud dari tunas yang lain?




Baca selengkapnya...

Kamis, Januari 10, 2013

Good Governance Jadi Indikator Good Government




Good Governance :
Tata Pemerintahan yang baik (Good Governance), lebih menekankan pada pola hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Di tingkat perdesa konsep Tata Pemerintahan (Good Governance) merujuk pada pola hubungan antara pemerintah desa dengan masyarakat, kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi dan kelembagaan sosial/budaya dalam upaya menciptakan kesepakatan bersama menyangkut pengaturan proses pemerintahan. Hubungan yang diidealkan adalah sebuah hubungan yang seimbang dan proporsional antara empat kelembagaan desa tersebut.

Penerapan Good Governance diharapkan pemerintah desa yang sudah otonom dari pemerintahan atasnya, dengan mensyaratkan masyarakat ikut serta terlibat dan mengawasi jalannya pengelolaan pemerintahan desa. Dengan demikian semangat yang melingkupi dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya keseimbangan peran, antara pemerintah desa, kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi dan kelembagaan sosial/budaya dalam pengelolaan pemerintahan desa.

Prinsipel Good Governance adalah:

1. Partisipasi
Semua orang mempunyai suara dan terlibat dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan atas adanya kebebasan untuk berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif, partisipasi yang dilakukan bukan semata tindakan mobilisasi ataupun kolekfitas, namun sebagai suatu kebetuhan person dalam mewarnai dan memberikan aroma dalam wadah lembaga organisasi yang independen.

2. Supremasi hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusa.

3. Transparansi
Transparansi dibangun atas dasar terbukanya informasi secara bebas. Seluruh proses pemerintahan atau lembaga adminstrasi dapat memberikan informasi yang dapat dakses oleh semua pihak. Transparansi di interpretasikan tembus pandang, sama-samar, keterbukaan bukan dari demensi bidang keuangan saja, namun lebih menyeluruh pada multi demensi bidang lainnya. 

4. Cepat tanggap
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak, dengan responbiltas yang tinggi.

5. Membangun konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan public dengan kepentingan kebijakan, dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin konsensus kebijakan-kebijakan serta prosedur-prosedur, muncul dan tumbuh dari masyarakat atau opini publik.

6. Kesetaraan
Semua orang mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.

7. Efektif dan efsien
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin dan berdaya guna.

8. Bertanggungjawab
Para pengambil keputusan di pemerintah, kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi, kelembagaan sosial bertanggung jawab baik kepada seluruh masyarakat. Pertanggungjawabannya dalam bentuk pertanggungjawaban politik, pertanggungjawaban hukum, pertanggungjawaban profesional, pertanggungjawaban keuangan dan pertanggungjawaban moral

9. Visi strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerntahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

Good Government :
Pemerintahan yang baik (Good Government) adalah lembaga non profit oriented, yang mengemban fungsi dalam mengelola administrasi pemerintahan, konsep Pemerintahan yang baik dari pusat sampai dengan di perdesaan dapat merubah main set serta workframe bernegara, dengan suatu konsesus nasional dengan tidak mengkonsumsi anggaran masyarakat, dan tetap berpihak pada kepentingan masyarakat khususnya kepentingan rakyat miskin atau masyarakat yang termarjinalkan dalam paradigma dan realitas pembangunan. Sebagai lembaga non profit oriented sangatlah diharamkan dalam memberikan pelayanan meligitimasi pungli kedalam aktulisasi pekerjaannya.

Mengemban jabatan lingkup birokrasi, muncul berbagai mitos dalam mengaktulitasasi pekerjaan merupakan beban tanggungjawab memberikan penghidupan bawahan/staf/jabatan setingkat diatasnya, melalui pendapatan tambahan diluar pendapatan yang merupakan porsi dari pekerjaan pelayanan kepada masyarakat.

Dengan mengusung suatu Program/proyek, yang belum dilakukan suatu kajian secara konfrehensif, apakah program/proyek merupakan suatu kebutuhan masyarakat, atau kebutuhan pemangku kepentingan pejabat birokrasi.    

Mediasi pelayanan publik dengan skema birokrasi yang profesional dan resposif. Dalam mewujudkan selogan dan paradigma birokrasi yaitu ”birokrasi yang bersih atau terlepas dari KKN” pada awal reformasi telah bergulir (1998),  namun kenyataannya sampai detik ini, birokrasi kita hanya berjalan ditempat, tanpa adanya hastrat untuk merubah dan hanya sebagai isapan jempol dari kubu reformasi.

Departemen dan instansi merupakan suatu lembaga  penggerak dalam melakukan mediasi pelayanan publik yang kesesuaiannya berdasarkan hak-haka dasar masyarakat secara absolut, keterkaitan pelayanan masyarakat oleh birokrasi, tidak mutlak hanya dijalankan oleh para birokrat, namun diisi pulah para cedekiawan-2, dan partisan partai yang kononnya dan acapkali bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Untuk lebih jauh memahami pemerintahan dalam melaksanakan tugas kesehari-hariannya melalui organisasi birokrasi, maka kita meletakan landasan teori birokrasi adalah sebagai berikut : 
Menurut Peter M. Blau (2000:4), Birokrasi adalah “tipe organisasi yang dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif dalam skala besar dengan cara mengkoordinasi pekerjaan banyak orang secara sistematis”.

Titik kritis dari definisi di atas adalah bahwa birokrasi merupakan alat untuk memuluskan atau mempermudah jalannya penerapan kebijakan pemerintah dalam upaya melayani masyarakat dengan tetap melakukan koordinasi antar/intra instansi atau departemen, secara sistematis, akurat dan efesiensi bukan suatu kewenangan perintah kepada masyarakat melakukan kebijakan yang orogan.

Pelaksanaan tugas-tugas pengadministrasian dari suatu aktivitas masyarakat dengan memberikan kemudahan dan kemurahan, membukukan dan pengagendaan berkas, tanpa adanya konpensasi atau balas jasa yang diambil dari suatu aktivitas masyarakat, dengan harapan pelaksanaannya secara menyeluruh dan transparan.


**** Tulisan ini saya temukan dialamat ini: http://tatokpangalinan.wordpress.com. Karena tertarik dengan pembahasannya saya coba tampilkan diblog saya ini, dengan tujuan sekedar untuk berbagi dengan yang lain.  Tanpa merubah tulisan asli sayaharapkan ini bermanfaat, terima kasih untuk pemilik tulisan ini.
Baca selengkapnya...

Selasa, Januari 08, 2013

Nasirwan Dari Desa Menuju Kota




Penyelengaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kota Sawahlunto tidak terasa tinggal hitungan bulan lagi, beberapa bakal calon Walikota dan bakal calon Wakil Walikota mulai bermunculan dan tim sukses para calon mulai bergerak mengatur strategi untuk pemenangan.

Satu hal yang menarik untuk diikuti yaitu turut sertanya Nasirwan S.Sos, Kepala Desa Balai Batu Sandaran Kecamatan Barangin maju sebagai bakal calon Wakil Walikota. Boleh dikatakan ini diluar prediksi masyarakat Sawahlunto pada umumnya. Hal ini ikut menjadi perhatian saya, sehingga antusias untuk mengikuti perkembangan Pilkada Sawahlunto.

Banyak yang terkejut dengan majunya "Pak De", begitu panggilan yang biasa saya ucapan padanya. Lelaki ramah dan sederhana yang saya kenal tiga tahun lalu di sebuah desa yang saya anggap sebagai kaki langit nya Sawahlunto, karena letaknya di ketinggian Kota Sawahlunto. Selain sebagai Kepala Desa, saya mengenal "Pak De" sebagai petani nilam dan atsiri yang cukup tekun. Ini terbukti selepas dari jam kerja di kantor desa, "Pak De" menyempatkan diri ke kebun nilam dan atsiri miliknya. Ia juga mengelola alat penyulingan minyak atsri sederhana miliknya yang bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh warga di Desa Balai Batu Sandaran dan sekitarnya.


Kembali ke Pilakada, kata yang mulai menjadi topik pembicaraan masyarakat Sawahunto.

Kemarin  siang (7/1/013), tanpa sengaja saya bertemu dengan "Pak De" Nasirwan di bilangan jalan Sudirman, Kota Padang. Kami bercerita dan bercengkrama panjang lebar, maklum sudah beberapa waktu tidak bertemu. Pembicaraan kami lebih banyak tentang Pilkada dan majunya beliau di jalur independen.

"Pak De" Nasirwan yang bakal berpasangan dengan Taufik Syamsir di Pilkada Sawahlunto 2013 mengusung slogan "TUNAS". Tunas merupakan perpaduan tokoh muda dan tokoh berpengalaman yang telah terbukti dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat dan telah banyak berbuat untuk masyarakat, hal ini merupakan sebuah langkah besar bagi Sawahlunto kedepannya.


Dari beberapa hasil obrolan dengan "Pak De" Nasirwan, ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan tentang nilai-nilai yang diperjuangkan oleh seorang Kepala Desa:

- banyak yang mengatakan bahwa calon independen dalam pilkada Sawahlunto bagaikan kertas putih yang tidak terkontaminansi oleh berbagai kepentingan elit, golongan atau kelompok, sehingga kalau diberi amanah bisa lebih fokus dan bertanggung jawab kepada rakyat
- independen jelas akan netral, tidak memihak, melihat sesuatu secara jernih tanpa ada konflik kepentingan, untuk pemerataan kesejahteraan rakyat
- pilkada bukan sekedar kalah atau menang namun mewujudkan pembangunan politik dan demokrasi, sejauh mana kita bisa berbuat atas amanah yang dipikul. Tunas bersama dalam arus besar perubahan yang nyata untuk Sawahlunto yang lebih baik dalam berbagai bidang dengan program yng akan menjadi solusi atas berbagai permasalahan kota dan masyarakat.
- adanya tokoh calon pemimpin kota yang memiliki komitmen terhadap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
- bukti demokrasi memberi ruang dan kesempatan kepada siapapun tanpa memandang golongan
- eksistensi seorang Kepala Desa layak di hargai
- apabila tokoh desa menjadi pemimpin kota, kebijakan pembangunan akan lebih berpihak pada masyarakat desa/kelurahan
- kita akan keluar dari "lagu lama" dan bergerak dengan paradigma partisipatif.
- berawal dengan keserderhanaan kita akan wujudkan karya nyata
- bersama membawa inspirasi dan inovasi
- Sawahlunto tidak butuh orang yang hanya pandai bicara tapi tidak bisa berbuat dan bekerja.
- bukan hanya mempunyai visi misi tetapi yang terpenting bisa memberi solusi.
- adanya sarana dan prasarana dan mengembangkan kawasan sentra produksi dan pemasaran bagi dunia usaha.
- penigkatan peran serta perempuan, pemuda dalam kegiatan sosial masyarakat yang berbasis komunitas
- meningkatkan kinerja aparatur pemerintah.
- prioritas terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan dan industri kerakyatan.

Itulah sedikit cerita  tentang Pilkada Sawahlunto dan tentang petani nilam dari desa menuju kota.

Salam sukses untuk Taufik Syamsir dan Nasirwan S.Sos.

*** dari kaki langit BBS..."Bersama Benahi Sawahlunto...."



Baca selengkapnya...

Kamis, Januari 03, 2013

Menggali Rasa

berbilang rindu
berbagi sayang
laku mu merayu senang
wujud mu memandu riang

dan kini terbang...

hilang terkenang
datang membayang...

mari pulang...

 kembali merangkai dendang
dalam peluk senandung padang hilalang
 hingga benderang...

kau terang..

***coretanku 07.08. 02012013 Baca selengkapnya...

Rabu, Januari 02, 2013

Karena Sebuah Perkenalan


 telah ku jelajahi kota demi kota
meninggalkan jejak jemari telapak kaki
kenangan demi kenangan terangkai serupa peta
hingga terwujud rahasia atas diri


kembali kini aku berdiri
dibumi tempat jiwa raga terlahir
mencari terus kembali mencari...
berharap anggun wujudmu hadir

kini...

rinduku semakin membakar,
namun, engkau kian hari kian samar,
tak ada lagi berbagi kabar,
segala debar semakin bergetar


jika cinta itu darimu berasal
inginku kepadamu pula cinta itu kembali berawal

meski waktu bukan milik kita,
hanya derai cinta yang kita punya


ingin adamu dalam segala kealpaan
mengukir setiap kesempatan


***coretanku 18:12. 01012013





Baca selengkapnya...

Selasa, Januari 01, 2013

Pada Seorang Kawan

Awalnya aku tidak tahu harus memulai dari mana untuk bercerita dengan mu. Tapi saat ini aku begitu ingin bercerita tentang aku dan kamu, tentang kita selama ini.

Aku masih ingat pertemuan pertama kita lima tahun lalu. Itu adalah bulan ketiga pada tahun pertama aku berada di kota, tanah kelahiran ku. Mungkin bagimu itu adalah bulan kedua pada semester pertama kamu berada di kota yang sama untuk menuntut ilmu di jenjang yang lebih tinggi. Bagiku itu adalah salah satu pertemuan yang terbaik dalam hidupku. Aku tak pernah membayangkan sebelumnya akan memiliki teman  seperti dirimu.

Kini lima tahun sudah berlalu, ternyata waktu terasa terlalu singkat dan berlalu begitu cepat. Lima tahun yang menjadi masa pertemanan kita, kadang terasa begitu mudah dilalui, tapi ada kalanya menjadi sesuatu yang sulit untuk dijalani.

Mungkin kamu masih ingat saat-saat kita saling tidak mau mengerti dan memahami satu sama lain. Kita seolah-olah begitu egois dan menginginkan perhatian yang lebih, baik itu dari kamu maupun dari aku. Kamu ingat saat kita tidak saling menjawab telpon ataupun saling berkirim pesan singkat. Kita begitu kecewanya, sampai-sampai kita saling menjauh dan saling tak bertanya kabar. Walaupun pada akhirnya kita harus berdamai bersama keaadaan.

Ingatkah kamu bagaimana padatnya kegiatan kita masing-masing, namun selalu kita lalui dengan canda tawa lepas seolah-olah tanpa beban yang menghimpit. Aku merasa punya banyak waktu bersama dengan mu. Jika salah satu dari kita ingin betemu, kita saling berusaha meluangkan waktu, sekedar untuk bercerita bahkan sampai menceritakan. Kadang kita bertemu hanya untuk sekedar pergi sarapan pagi, menikmati makan siang bahkan untuk makan malam.

Tidak dipungkiri bahwa aku telah belajar tentang hidup, aku belajar tentang kesabaran, aku belajar tentang saling mengasihi, aku belajar tentang hidup untuk saling memaafkan dan saling mengingatkan. Aku telah belajar tentang banyak hal saat bersama dengan mu.


Aku masih ingat raut kesedihan mu, ketika aku harus meninggalkan ‘kota tercinta’ untuk menjalani pekerjaan baru di pulau seberang. Perasaan yang sama juga aku rasakan, aku yakin kamu juga mengetahuinya.

Tak terasa, kini kita kembali berada di kota yang sama, meski hanya berbeda dalam hitungan jarak.

Aku mengerti saat ini pertemanan kita terasa begitu banyak berubah.


Aku sadar telah berbuat kesalahan terhadap mu, mungkin saja ini tidak akan kamu lupa. Bagiku itu sebuah kesalahan yang sangat berarti pula. Memang aku tidak dapat hadir pada hari bahagia mu, pada acara pernikahan yang sangat istimewa bagimu.

Aku mengerti, pesan singkat yang aku kirim mungkin belum mampu menggantikan jabat tangan dan sebait ucapan selamat dari ku.

Ketidak hadiranku, bukan karena ingin ku, tapi karena aku tidak bisa berdamai dengan keaadaan. Padahal aku telah mempersiapkan jauh hari, yaitu setelah kamu memberi tahu ku tentang berita bahagia tersebut, tepatnya tiga bulan sebelum acara pesta mu. Aku selalu berharap kamu bisa memahami keadaan ini.

Teman terbaik ku, sebenarnya hari ini aku ingin mendengar cerita darimu.

Ceritakanlah pada ku bagaimana rasanya menjadi pasangan pengantin. Ceritakan juga bagaimana rasanya menjadi seorang calon orang tua dari anak mu nanti. Beri tahu juga seberapa besar kebahagiaan yang kau rasakan saat ini…


Selamat Menempuh Hidup Baru

**Selalu banyak doa untuk mu….

***aku sengaja tidak mengirim langsung surat ini pada mu. Seperti sebelumnya aku sengaja meletakanya ditempat biasa… mudah-mudahan kamu menemukannya.




Baca selengkapnya...