Alek teater remaja baru saja usai. Tidak bisa dipungkiri, 12 kelompok teater dari beberapa daerah di Sumatera Barat telah tampil secara bergiliran dengan penuh bakat dan semangat dalam menyuguhkan naskah-naskah drama terbaik karya Arifin C. Noer. Upaya menyuguhkan pertunjukan terbaik pastinya menjadi harapan mereka semua. Sehingga tidak perlu kiranya kita sungkan memberikan apresiasi positif, kepada remaja-remaja dan generasi-generasi muda yang kaya potensi seni tersebut.
Melihat keberadaan dunia teater khususnya untuk daerah Sumatera Barat, seolah-olah sudah menjadi “barang langka”. Boleh dikatakan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengenal apa itu teater dan “dunia” yang ada didalamnya. Sangat jarang masyarakat disuguhi pertunjukan-pertunjukan teater yang penuh misi “pencerdasan” generasi, sebagai penyampaian pesan, informasi, kritikan dan hiburan. Dikhawatirkan nantinya hal ini dapat memunculkan penilai masyarakat bahwa teater adalah produk seni dan “hiburan” bernilai mahal. Masyarakat saat ini lebih mengenal dunia film - sinetron, dunia tontonan yang didukung penuh dengan efek-efek teknologi dan digital serta kerekayasaan. Kesemuanya itu bisa didapat secara mudah di televisi dan media hiburan lainnya.
Namun dunia teater dan dunia film - sinetron tentunya sangat berbeda.
Bermain teater memang merupakan hal berat, satu hal yang menjadi catatan yaitu; jika dalam pertunjukan teater, tejadinya kesalahan adegan atau lupa dialog tidak bisa diulang karena pertunjukan ditampilkan secara langsung dihadapan penonton, sedangkan di sinetron terjadinya kesalahan bisa ditoleransi dengan cara diulang dan diperbaiki karena penyajiannya tidak secara langsung, melewati proses editing terlebih dahulu sehingga menghasilkan tampilan lebih menarik. Namun masing-masingnya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Mengembangkan diri dalam dunia teater merupakan bagian dari proses pendidikan, karena disana tidak saja mengasah diri dalam seni peran melainkan juga, seni bahasa dan satra, seni music, seni tari, olah karakter vocal, seni lukis, interior serta memupuk jiwa sosial.
Berlangsungnya alek teater remaja di Taman Budaya Sumatera Barat, (1-3 November 2012) lalu merupakan sebuah langkah maju, terutama bagi dunia teater di Sumatera Barat. Kegiatan tersebut tentunya tidak lepas dari peran serta Pemerintah Sumatera Barat dalam memberi dukungan dan menyediakan wadah bagi remaja dan generasi muda agar lebih leluasa dalam berkreasi dan berkarya, dengan harapan terus berada dalam koridor yang positif. Sehingga apresiasi juga perlu dialamatkan kepada pemerintah dan pihak penyelenggara yang telah memfasilitasi kegiatan.
Dengan berakhirnya alek teater remaja ini, diharapkan upaya pengenalan teater kepada masyarakat dan generasi muda tidak berakhir pula. Kedepannya diharapkan bermunculan sekolah-sekolah teater dan kelompok-kelompok teater baru, agar melahirkan generasi seni yang berbakat dan berbudaya.
Minggu, November 04, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar