Senin, Desember 15, 2008
Timur Jauh
Matahari masih bersinar terang di timur jauh.
Lantun riuh dendang kidung anyar bocah gembala seirama derap langkah kerbau-kerbau bertubuh tambun mengitari padang rumput hijau kemilau.
Kicau sayup ratusan pipit seakan menghibur pejantan tengah mencari makan.
Burung-burung jalak dan benalu-benalu batang tak kunjung beranjak dari inangnya seakan larut dalam gubahan melodi yang dimainkan desau angin kala meniup rindang dahan.
Tampak samar di ujung barat puluhan burung-burung bangau saling bercengkrama bersenda gurau di tepian sendang.
Wajah-wajah para pencari pakan dan senyum indah pemungut ranting masih secerah elok hamparan biru langit pagi.
Penuh pesona.
Aku masih duduk terpaku terdiam disana.
Diatas tajam bongkahan-bongkahan cadas yang tak lagi rapi.
Aku tidak sedang meratapi nasib.
Aku tidak sedang menyesali alur.
Aku tidak sedang dengannya.
Aku memilih tetap berdiam disana.
Di anggun bentang bumi khatulistiwa.
Akankah aku tetap berada disana.
Bertahan disana.
Entah sampai kapan,
besok, lusa atau nanti.
Aku tidak tahu dengan pasti.
Biarkan lantun beralun...
***coretanku 151208.12:51
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar