Jumat, Mei 30, 2008
Jilbab
Kata jilbab berasal dari bahasa arab, sedangkan di Indonesia merujuk pada jenis pakaian berupa penutup kepala dari helaian kain, atau sering juga disebut dengan kerudung atau tudung (Malaysia). Pengertian ini sebenarnya salah kaprah dan hanya berlaku di Indonesia. Di negeri Islam lainnya , jilbab lebih merujuk pada pakaian terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim.
Alasan mengapa orang memakai jilbab dan alasan mengapa orang tidak memakai jilbab bisa di baca disini.
Berikut beberapa pendapat cowok tentang Jilbab:
"Cewek berjilbab tau menghargai dirinya. Dia juga bikin cowok deg-degan. Soalnya makin banyak misterinya," Gola Gong: Pengelola Rumah Dunis & Penulis buku Hari Senjakala.
"Jilbab tak pernah mampu menyembunyikan kecantikan seorang wanita. Jilbab justru makin menegaskan kecantikan, kelembutan, dan pesona wanita," Irwan Kelana: Cerpenis, Novelis, Wartawan Harian Umum Republika.
"Seandainya jilbab bukan kewajiban, bagi saya jilbab tetap memberi keindahan yang lain.Tapi sayang, masih ada yang melihat jilbab dari sisi syar'i semata. Mereka tak peduli pada warna, motif apalagi bentuk Apakah warna, motif, dan bentuk merupakan keharusan dalam berjilbab? TIDAK. Tapi, kenapa harus alergi dengan penawaran-penawaran seperti itu? Tuhan menciptakan keindahan dalam bentuk wanita, dengan segala batasan-batasannya. Kita menjaga dan mendambah keindahan itu, dengan segala batasan-batasannya," Birulaut: Penulis buku Aku Begitu Mencintaimu.
"Kalo ingat masa SMA, akhwat berjilbab terlihat lebih terjaga, menyejukkan pandangan, dan Insya Allah bisa diandalkan. Kalau ada, saya pesan satu, ya? Hehehe. Serius, nih..." Widhi Saputro: Ilustrator.
"Cewek berjilbab itu... cantik tenan, Rek! Yap, mau keningnya lebar kayak pematang sawah, mau hiudngnya pesek kayak ragi masuk angin, mau pipinya jerawatan kayak korban perang bintang, bagi saya, mereka tetap cantik. Innet beauty yang keluar dari cewek berjilbab bukan bernama fisik, tapi bernama iman dan pemahaman yang dalam. Lagipula, saya yakin, cewek berjilbab lebih dihargai Allah ketimbang yang tidak; at least karena mereka patuh pada titah Allah SWT, bukan semata keinginan saja," Asa Mulchias: Penulis buku Kuntilanak, Here I Come!.
"Menyamaratakan semua jilbaber adalah sebuah kesia-siaan. Persamaan mereka adalah, mereka rela menutup aurat untuk menjalankan perintah Allah.
Kalau mereka juga menjilbabi hati dan akhlaknya, ini adalah plus kedua.
Dan beberapa orang setelah berjilbab, menjadi lebih cantik penampilannya, ini adalah bonus. Tapi cantik perilakunya, itu adalah buah manis.
Ikuti mode, tentu saja boleh.
Bersikap tegas, tentu saja boleh.
Satu lagi, jangan galak-galak, ya? ; ). Asyik-asyik aja gitu... : )," Ekky al-Malaky, P: Penulis buku Protes, Protes, Protes!
"Cewek berjilbab itu kayak kue yang dibungkus plastik. Kesannya lebih mahal. Beneran. Sumpah!" Adji: Penulis buku Pelangi Hati dan Will U Marry Me?
"RUMAH SAKIT! Begitu yang terlintas di kepala, setiap aku ketemu sama cewek berjilbab. Lho, apa hubungannya? Jelas ada! Rumah sakit selalu berada dalam keadaan steril. Begitu juga cewek berjilbab, steril dari keinginan laki-laki untuk memandang secara berlebih-lebihan. Kecuali keinginan untuk... menikahi! Hihihi... maklum, deh, namanye juga masih jomblo!" Denny Prabowo: Penulis buku Pemuda dalam Mimpi Edelweiss.
"Aku suka cewek cantik dan pinter. Suka ngelaba-ngelaba kecil. But, with jilbab, serasa ada jarak yang enggan kutembus. Berjilbab means dia komit penuh to what she trust. Aku jadi hormat," Wedha: Ilustrator dan Desainer.
"Di mata saya, jilbaber itu menghadirkan rasa adem, kagum, pokoknya semua yang baik-baik hadir di perasaan saya setiap melihat jilbaber. ada nilai plusnya-lah. Terlebih, saya langsung merasa sebagai saudaranya, jangan mau macam-macam, orang lain menggoda pun sepertinya saya ingin turun-tangan untuk menjaganya.
Di depan mata saya, nggak boleh ada yang menganggu dia, karena dia telah menjaga dirinya dengan menunjukkan identitasnya sebagai muslimah, sebagai saudara saya. Jadi kalau ada yang menggoda nakal, iseng, ataoun macam-macam sama jilbaber, berarti dia harus berhadapan dengan saya : )," S. Gegge Mappangewa: Penulis buku Kupu-Kupu Rani.
"Ya, menurut pribadi Ali sendiri, selain seneng karena hari gini masih ada cewek yang mau menjaga auratnya, cewek berjilbab itu lebih sejuk ada dilihatnya, selain juga menjauhkan cowok dari pandangan yang nggak semestinya. Tapi ngilangin unsur-unsur seninya, karena seni itu indah dan Allah suka akan keindahan," Ali Ichsan: Ilustrator.
"Jilbab itu bikin cewek keliatan cakep, asal makenya bener. Jadi, kita mandangnya nggak macem-macem. Cewek yang berjilbab rapi lebih enak diajak berinteraksi," Koko Nata: Penulis Buku No Hp No Cry.
"Salam Jilbab,
Kalau menurut gue, cewek yang memakai jilbab itu keren banget lho (lebih-lebih dipandang pakai kacamata Islam). Tapi yang nggak enaknya kalo ngeliat cewek sekarang memakai jilbab tidap pada tempatnya. Memakai jilbab sekaligus mengenakan pakaian super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya membayang. Kan sama aja tuh! Lagipula gue kurang setuju jilbab sering dimodis-modisin, sehingga cenderung mengundang hsrat negatif. Segitu aja. Bagi cewek berjilbab, "Berjilbablah selayaknya berjilbab!" Rifan.
"Gw suka banget ama cewek berjilbab. Apalagi anaknya pinter. Tapi kadang suka risih kalo liat cewek jilbab, gaut ketat, n bawahnya street. Tapi lagi gw nggak suka cewek jilbab yang terlalu gombrang gitu. Kesannya kayak eman-emak. Menurut gw, boleh dong pakai jilbab gaya, asal pas n enak dilihat. Rapi, gitu lho..." Zaenal Radar. T: Cerpenis.
Bagaimana menurut kalian?
Kumpulan pendapat cowok tentang jilbab di copy-paste dari: http://www.manggamuda.com
Model: Laura Fiddiani.
***kapankah dirimu akan memakai jilbab itu adikku...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
sebagai seorang muslim, aku suka perempuan muslimah yang berjilbab. karena, hal itu sebagai bntuk pembuktian keimanan seorang perempuan terhadap agama yang dianutnya...
Posting Komentar