Sabtu, Februari 16, 2008

Yogyakarta



Banyak memang sebutan untuk kota ini : Jogja, Yogya, Jogjakarta, Yogyakarta, nYogjo, Ngayogyokarto Hadiningrat.

Tak terasa sudah hampir satu tahun aku tidak berada di Jogja lagi. Sebenarnya aku lebih memilih tinggal di Jogja daripada kota-kota lainnya. Memang sepertinya perasaanku sudah betah di sana. Sangat berat sekali waktu meninggalkan kota Jogja dengan keramah-tamahan serta budayanya. Keinginan aku untuk tetap tinggal di Jogja sangatlah besar daripada keinginan untuk meninggalkannya. Tapi apa boleh buat dengan berat hati aku harus meninggalkannya, hanya untuk sebuah pekerjaan.


Ingin sekali mengenang kembali masa-masa awal aku menginjakkan kaki di kota gudeg tersebut. Pertama kali masuk Jogja, aku tedampar di Stasiun Tugu kira-kira pukul tiga pagi. Pada hal sebelumnya aku belum pernah berkunjung ke Jogja, Waktu itu hanya ada satu alamat yang pertama ingin dituju yaitu Malioboro. Tidak terasa hanya dalam hitungan bulan aku sudah bisa menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi walau sedikit kaku, aku rasa itu sudah termasuk cepat karena aku bukanlah keturunan Jawa. Di Jogja ini aku menemukan, memulai kehidupanku yang baru, banyak sekali peristiwa yang aku alami dan tidak ingin aku lupakan, dan aku juga telah banyak merasakan perubahan dalam hidup di kota Jogja.

Di jogja, aku juga sering merasakan pahit manisnya hidup, aku pernah merasakan beratnya perjuangan hidup, kadang terpaksa harus makan sekali sehari karena tidak punya uang. Goncangan gempa dahsyat, letusan gunung yang hebatnya aku masih berada disana. Jogja memang tak pernah mati dan terus hidup, hingga saat ini aku masih setia menggunakan KTP Jogja, ya memang aku telah menjadi warga Jogja yang sah. Semoga dalam waktu cepat aku bisa kembali ke Jogja.

Kutipan lagu Yogyakarta dari Kla Project


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...

Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk selalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Tidak ada komentar: