Selasa, Februari 02, 2010
Sabtu Malam
Aku datang pada sabtu malam
Membawa segenggam senyum
dan seonggok keceriaan penuh aroma mewangi
Tapi kali ini tidak untukmu
Karena aku tidak ingin melihat
seseorang berceloteh padamu,
tentang rasa setia dengan cemburu disamarkan
Seperti waktu-waktu yang sudah lalu.
Semua telah di ubah
Kita dekat tidak lebih
Kita teman tidak lebih
Kita sahabat tidak lebih
Kita sehati hanya diungkap kata
maaf semua...
**coretanku 310110.18:40
Baca selengkapnya...
Senin, Februari 01, 2010
Surat Dari Sahabat
Lama sekali aku tidak menulis, apalagi menulis surat untukmu. Kali ini aku sengaja menyempatkan waktuku untuk menulis surat singkat ini untukmu.
Tapi, aku sengaja untuk tidak mengirimkan surat ini kepadamu seperti waktu-waktu yang telah lalu, karena aku tidak begitu yakin kalau suratku ini akan sampai ketanganmu. Aku tahu betapa sibuknya kamu dengan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatanmu sehari-hari.
Surat ini aku letakkan di “tempat” biasa seperti surat-suratku sebelumnya. Aku berharap kamu bisa membacanya jika suatu waktu kamu mampir disana.
Apa kabarmu teman? Apa kabarmu sahabatku?
Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa yang sedang kamu rasakan? Apapun yang sedang kamu rasakan saat ini tidak akan merubah rasa rinduku padamu.
Tahukah kamu, saat ini aku sangat merindukanmu, rasa rindu itu melebihi rasa rinduku yang pernah ada sebelumnya. Aku rindu untuk duduk disisimu, rindu untuk berbagi cerita denganmu. Aku rindu menghirup aromamu yang khas, aku rindu dengan senyum dan tawamu yang menyejukkan itu.
Sahabatku, kamu masih ingat terakhir kali kita bertemu?
Pertemuan kita terakhir kali disebuah restoran cepat saji di kotamu. Tepatnya di hari ketiga waktu kedatanganku dikota itu, untuk mengunjungi saudaraku yang sedang dapat musibah. Berbulan-bulan sudah waktu itu berlalu.
Sahabatku, Sebetulnya ada sesal dalam hati ini dengan pertemuan itu, karena pertemuan kita itu pertengkaran hebat antara kamu dan kekasih hatimu harus terjadi. Aku sengaja tidak menceritakan kepadamu, tentang perasaanku saat itu. Tapi sudahlah, aku tidak ingin mengingat-ingat peristiwa itu lagi.
Sahabatku, aku mencemaskan perubahan sikapmu terhadap aku setelah peristiwa itu.
Sahabatku, Saat ini aku ingin sekali untuk kembali dekat denganmu, ingin kembali mendengar keluh kesahmu, ingin mendengar cerita-cerita sedih, cerita-cerita lucu dan menyenangkan yang kamu alami. Ingin membaca pesan-pesan singkat, dan mendengar suaramu lembutmu keluar dari speaker telepon genggam kesayanganku.
Sahabatku, aku ingin bercerita kepadamu.
……..
*** terima kasih suratnya, suratmu sudah ku baca...
Baca selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)