Senin, April 20, 2009

Habis Manis



Masih ingat dengan pepatah yang berbunyi; "habis manis sepah dibuang".

Pepatah ini sempat di ucapkan seseorang, entah untuk siapa dia berucap.

Pepatah ini sangat mudah diingat, sangat mudah diucapkan dan mungkin sangat enak untuk didengarkan oleh kedua lobang telinga. Tapi bagi yang merasa tidak "manis" lagi atau bagi yang telah dianggap menjadi “sepah”, hal ini ini sangatlah “kurang sedap” untuk dirasakan. Rasanya mungkin akan bercampur-aduk menjadi satu. Mungkin ada rasa marah, sedih, benci ataupun rasa kecewa. Tapi bagi yang telah ikhlas dan sudah tahu dengan hasil akhirnya dari awal maka hal ini bukanlah menjadi sebuah persoalan besar.

Bagaimana jika manisnya belum habis-habis, apa sepah atau ampasnya tetap dikumpulkan atau jangan-jangan sepahnya ikut dimakan juga?

Ada beberapa alasan mengapa sepah itu belum dibuang dengan segera jika manisnya mulai habis:
1.Sepah akan dibuang setelah dirasa tidak mungkin dipakai lagi.
2.Sepah tetap disimpan untuk beberapa waktu, pada saat diperlukan bisa digunakan lagi. Akan dibuang jika dirasa sudah tidak bisa diperlukan lagi.
3.Selagi masih digunakan maka sepah dirawat dan dimanfaatkan dengan baik, tetapi bila tidak dipergunakan lagi bisa dicampakkan begitu saja.


Ini mungkin posting yang sedikit "garing", karena isinya sedikit ngelantur.


***bagaimana ya, rasa manisnya sepah yang sudah dibuang itu...





Tidak ada komentar: