Senin, Januari 26, 2009

Singkawang Kota Amoy


( kung shi fa tsai, ang pao na lai )


Saat ini sedang berada di Kota Amoy Singkawang Pontianak, Kalimantan Barat.

Sejarah penyebaran suku bangsa etnis keturunan Cina di Indonesia hampir ada di kota-kota besar dan kota-kota kecil di Indonesia, namun kedatangan suku bangsa Cina dizamannya sangat berbeda-beda pada setiap kota/ daerah, harus kita akui bahwa budaya dan ilmu pengetahuan etnis Cina lebih tua dibandingkan bangsa kita pada umumnya. Kedatangan etnis Cina, di Singkawang semula untuk berdagang, namun seiring perkembangan jaman kini diantara mereka ada yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pedagang, petani, nelayan, tukang dan lain sebaginya. Mereka pun telah banyak berbaur dalam perkawinan dengan suku asli. Agama yang mereka anut ada yang Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Sedangkan bahasa sehari-hari yang dipakai adalah Bahasa Kek.

Kota Singkawang masih termasuk wilayah Pontinak Kalimantan Barat. Kota kecil ini termasuk kota yang cukup sibuk dan ramai. Untuk menuju ke kota Singkawang perjalanan ditempuh kurang lebih tiga jam dari kota Pontianak melalui jalan darat. Jika ingin ke sana anda harus berhitung karena jarang kendaraan umum, jadi haruslah menggunakan kendaraan carteran yang biayanya cukup tinggi, rata-rata tiga ratus ribu rupiah per orang. Di kota Singkawang banyak peninggalan kota lama zaman Belanda seperti Bangunan Gedung pemerintah, pasar, pertokoan termasuk Klenteng-klenteng bertebaran diseluruh peloosok kota tidak salah kalau orang menyebutnya Singkawang kota Seribu Klenteng.


Penduduk Singkawang memang multi etnis. Dari keturunan Cina sangat terkenal banyak Amoy-amoy yang berparas cantik, berkulit putih, mata agak sipit. Kecantikan mereka mengingatkan kita pada kisah-kisah kuno dari putri-putri Istana kerajaan Cina. Mereka berdampingan dengan damai satu dengan yang lain. Mungkin oleh sebab itu pula orang menyebutnya Singkawang Kota Amoy .

Letak Kota Amoy yang dipinggir pantai dekat kathulistiwa ini, jarang turun hujan. Jangan kaget kalau disana suhu udaranya cukup panas, dan di rumah-rumah penduduk disana selalu tersedia gentong-gentong besar yang terbuat dari batu untuk menampung air hujan dan digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Seperti juga di tempat-tempat lainnya, etnis Cina di Singkawang selalu melakukan acara-cara tradisi yang diturunkan dari para leluhurnya. Salah satu tradisi yang dirayakan setiap tahunnya adalah, tradisi perayaan tahun baru Imlek yang dirayakan mulai hari pertama tahun Imlek sampai dengan hari ke lima belas (tanggal 1 s/d 15) diakhiri dengan Cap Go Meh (hari ke lima belas).

Pada hari pertama seluruh penduduk saling berkunjung kesanak famili silaturahim baik yang beragama Hindu, Buda, Kristen, Protestan dan Islam dengan mengucapkan Gong Xi Fa Cai dan budaya membagi Ang Pao bagi keluarga-keluarga yang mampu dan peduli. Acara yang satu ini sangat disenangi dan dinantikan oleh anak-anak.

Sumber bacaan:
http://www.batan.go.id
http://www.singkawang.go.id/
http://archipeddy.com

***wahai Amoy tetanggaku idolaku... "gong xi fa cai, hong bao na lai" ("selamat dan sejahtera, bawakan saya ang pao")





1 komentar:

Anonim mengatakan...

hhmm kemaren anakku dapet angpao dari kakeknya...wah lumayan buanyak...ujung-ujungnya ta pinta buat ongkos hehehe...

keberagaman budaya memberi warna dalam setiap kehidupan