Minggu, November 25, 2007

Bemo di Padang


Becak motor atau “Bemo” merupakan kendaraan bermotor yang memiliki tiga roda.

Dalam beberapa hari kedepan saya akan menetap di kota Padang. Hal ini di sebabkan adanya sebuah proyek “masa depan” yang harus diselesaikan.

Tadi siang saya mulai mengitari kota Padang yang cukup panas, beda dengan kota-kota lain yang sudah pernah saya singgahi untuk tinggal dan menetap dalam waktu yang cukup lama.

Siang itu saya sudah berada di kawasan muara yang berdekatan dengan kawasan pantai Padang. Tidak ada lagi “Kuburan Cina” di kaki Gunung Padang, Kampung Seberang sudah padat dengan rumah, Jembatan Siti Nurbaya sudah berdiri kokoh. Di tahun 80-an saya pernah tinggal di ”Kampung Seberang” dekat Jembatan Gantung di pinggir Batang Arau - Muara Padang tersebut.

Apa hubungannya dengan Bemo?

”Karena saya sedang teringat akan bemo”

Dulunya saya hampir tiap hari naik bemo dari Pasar Raya Padang menuju pinggiran muara, karena hanya ada bemo sebagai sarana transportasi yang cukup nyaman ke kawasan ini. Tapi hari ini, sudah jarang bemo melintasi kawasan ini, mungkin juga sudah tidak ada karena selama beberapa jam berada di kawasan ini saya tidak melihat satu bemo pun yang lewat.

Ada yang menarik dari bemo di kota ini, yaitu bunyi knalpotnya yang cukup keras, kadang waktu pertama dinyalakan bisa keluar letusan, dan kalau sudah jalan bunyinya cukup ber-irama; “pom prom pom-pom” atau “tret tet te-tet” (hahaha). Satu hal lagi, kalau hendak turun kita harus menekan bel agar bapak sopir tau kalau ada yang mau turun. Bel yang ditekan tidak mengeluarkan suara tapi lampu yang teletak di depan pak sopir akan menyala. Mungkin bapak sopir takut suara bel tidak terdengar karena suara knalpot yang keluar cukup keras maka suara bel diganti dengan lampu.

Akhirnya saya tidak jadi naik bemo....

Tidak ada komentar: