wahai pemilik langit...
apa kau masih disana?
masih setia mendengar dan memandangiku....
dengarlah...
kenapa tiba tiba separuh sedihku
disulam heran penuh renda...
melihat aku pada sekitar bumi tempat berpijak...
wahai pemilik kilau langit...
apa kau masih diatas sana...?
bersetia pada semesta...
padamu aku bertanya
kenapa negeriku....
berubah rupa...
berubah rasa...
berubah aroma...
disana menyengat aroma kemarau,
membawa kering bersama kehausan
sedangkan di ujung sana, semerbak aroma hujan
membawa basah bersama kedinginan
ditepi sana memekat aroma angin
membawa debu bersama sesak
ditengah sana, ditengah indah negeriku
bumi merubah rupa
yang mereka sebut petaka...
ia meletus hancur berserak
ia terbakar hangus mengarang
ia runtuh jatuh berderai
ia tergerus hanyut terbawa arus...
ia terpisah lalu hilang
sedangkan diseberang sana...
rasa binasa nurani pupus terhapus
ia mati terbunuh ambisi
ia gugur membela harapan harapan terkubur
ia mencaci maki sebagai tradisi, membela harga diri
terpecah belah demi terwujud mimpi mimpi tak bertepi...
mengapa...
ada apa...
jawablah....
apakah ada murka...
karena dosa mereka...
kenapa....
jelaskanlah....
aku rindu bumiku bersolek
aku rindu pada wangi sehati
rindu indah gerimis merinai
rindu menapaki subur tanah ini
rindu damai berjabat...
rindu elok, penuh santun laku...
wahai pemilik hamparan
langit penuh cerah...
jika aku tidak bisa berserah...
padamu aku meyerah...
***coretanku: 130912 ; 14:42
Jumat, September 14, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar