Tidak dipungkiri betapa kuatnya Siti Nurbaya menindih De Greve, hingga lenyap tak berbekas.
Dulu di dekat Muara atau batang Arau tepatnya dekat/ di depan Gedung Nederlandsch Maatschappij terdapat sebuah tugu dan taman kecil yang indah. Tugu tersebut adalah tugu “DE GREVE” si penemu tambang batu bara di Batang Lunto Sawahlunto pada tahun 1867.
Saat ini tugu yang sarat makna dan sejarah tersebut sudah tidak ditemukan lagi, "De Greve" telah ditindih "Siti Nurbaya".
Siti Nurbaya merupakan tokoh utama dalam novel berjudul asli Siti Noerbaja karangan Marah Roesli yang diterbitkan oleh Balai Pustaka di era 1920-an. Sedangkan Siti Nurbaya yang dimaksud disini adalah sebuah nama jembatan. Jembatan yang dibangun pada tahun 1995-2002. Jembatan dengan panjang 156 meter dan lebar delapan meter dilengkapi dengan trotoar selebar satu setengah meter di kiri kanannya.
Sebenarnya Tugu De Greve memiliki hubungan yang sangat erat dengan Kota Sawahlunto dan sejarah yang dimiliki kota tersebut. Bagaimana tidak, dulunya batu bara dari Ombilin Sawahlunto diangkut dengan kereta api menuju pabrik semen Padang hingga pelabuhan Muara.
* Andai saja pemeritah Kota Sawahlunto dan Pemerintah Kota Padang membicarakan tentang keberadaan "De Greve" yang telah ditindih "Siti Nurbaya" agar bisa kembali muncul. Bisa saja "De Greve" di tempatkan di tempat yang aman agar tidak lagi menjadi korban tindihan.
** mungkin saja nantinya ada tugu De Greve di Kota Padang dan Patung De Greve di Kota Sawahlunto...
Selasa, Mei 17, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar